CARI ARTIKEL DISINI

03 Februari 2021

Kisah kakek Bantal part 2

Baca kisah sebelumnya : Kisah kakek Bantal part 1

Selanjutnya pendeta tersebut menunjuk kearah seorang gadis yang diikat kedua lengannya oleh dua orang lelaki bertubuh kekar sambil berkata "bawa kemari anak gadis itu" seraya memberi perintah untuk membawa gadis tersebut ketengah arena dimana terdapat sebuah tempat untuk melakukan persembahan berupa batu altar.

Gadis tersebut merasa ketakutan dan meronta-ronta namun tenaganya kalah kuat dibanding kedua lelaki bertubuh kekar yang menyeretnya dan kemudian membaringkan gadis tersebut di atas batu altar dengan dipegangi oleh empat orang lelaki. Kakek Bantal semakin tertarik,Beliau bersama murid-muridnya mendekati kerumunan tersebut.

Sang pendeta mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi sambil menengadah ke atas langit dan berkata "wahai Dewa hujan,terimalah persembahan kami hentikanlah kemarau panjang ini. Curahkan limpahan airmu ke bumi yang gersang ini" demikian ucapnya berkali-kali. Pendeta tersebut kemudian menghampiri si gadis sembari mencabut belati dibalik pinggangnya.

"Hai perawan suci,serahkan dirimu dengan rela kepada Dewa hujan. Sederas darah yang keluar dari jantungmu sederas itu pula hujan yang akan diturunkan oleh sang Dewa,pengorbananmu tidak akan dilupakan oleh seluruh penduduk desa ini"
Si gadis hanya merintih ketakutan dengan tubuh yang gemetar.

"Mari kita mulai" kata si Pendeta yang kemudian mengangkat belati hendak menusuk jantung gadis tersebut. "Hentikan" tiba-tiba terdengar suara yang di belakang orang-orang yang berkerumun. Kakek Bantal dan kelima muridnya menerobos kerumunan dan langsung menghampiri si Pendeta.

"Untuk apa gadis ini dikorbankan?" Tanya kakek Bantal.
"Kami ingin hujan segera turun" sahut si pendeta.
"Hujan,mengharap hujan dengan mengorbankan seorang gadis !!! " Ucap kakek Bantal heran.
"Sudah berapa kali acara seperti ini dilakukan? Tanya kakek Bantal lagi.
Sepertinya si pendeta tidak suka urusannya dicampuri,seraya memberi isyarat kepada para lelaki bertubuh kekar untuk mengusir kakek Bantal. Tanpa basa-basi mereka langsung mengayunkan goloknya,akan tetapi gerakan mereka tiba-tiba terhenti. Tubuh mereka kaku,si pendeta terbelalak melihat kejadian tersebut kemudian coba menghujamkan belati ditangannya ke jantung si gadis. Namun pendeta itupun mengalami kejadian yang sama dengan para lelaki bertubuh kekar itu,tubuhnya kaku dan tidak bisa bergerak.

"Kenapa kau ganggu ritual kami" ucap si pendeta.
"Maaf,sudah berapa kali kau korbankan gadis-gadis itu untuk dipersembahkan kepada Dewa hujan?" Tanya kakek Bantal.
"Dua kali" ucap pendeta.
"Hmmm...jadi sudah dua nyawa melayang sia-sia,apakah setelah mengorbankan nyawa kedua gadis tersebut hujan sudah turun?" Lanjut kakek Bantal.

Pendeta itu terdiam,namun penduduk yang ada ditempat itu serentak menjawab "beluuuum...."
"Itu karena persembahan harus dilakukan tiga kali" ucap si pendeta.
"Bagaimana jika pengorbanan dilakukan ketiga kalinya tapi hujan tidak turun juga?" Tanya kakek bantal lagi. Si pendeta kembali terdiam tak bisa menjawab.

Baca kisah selanjutnya : Kisah kakek Bantal part 3

loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar